Selasa, 21 Mei 2013

tafsir Kitab Suci



Yesus Menyucikan Bait Allah (Luk 19:45-48)

Bait suci di Yerusalem pertama kali dibangun pada zaman Salomo utk menggantikan posisi kemah suci. Bait pertama ini dihancurkan ketika Babel menaklukkan Yehuda.  Pembangunan bait suci kedua dimulai kembali ketika umat Israel diizinkan untuk kembali ke Yerusalem setelah pembuangan di Babel dan berhasil diselesaikan di bawah pimpinan  Zerubabel. 
Fisik bait suci yang kedua  lebih kecil dan kurang megah dibandingkan dengan bait suci yang dibangun Salomo.  Sekitar tahun 20 SM, Raja Herodes Agung memperluas dan merenovasi kompleks bangunan bait suci yang kedua ini sedemikian rupa sehingga menjadi salah satu tempat ibadah terbesar pada zaman itu. Proses rekonstruksi belum selesai sampai akhirnya bait suci ini dihancurkan oleh tentara Romawi pada tahun 70 M.
Bagi umat Yahudi di zaman Tuhan Yesus, bait suci merupakan pusat kehidupan orang Yahudi, walaupun saat itu sudah banyak sinagoge yang bertebaran di luar Yerusalem. Bait suci merupakan tempat kehadiran Allah Israel.  Bait suci juga merupakan tempat dilakukannya berbagai jenis kurban untuk pengampunan dosa dan untuk penyucian dari kenajisan,  sesuai dengan prosedur yang telah diatur dalam taurat Musa. 
Pada zaman Yesus, kompleks bait suci sangat luas yakni kira-kira 15 hektar atau sekitar sekitar 25% dari luas wilayah Yerusalem waktu itu.  Saat itu kompleks bait suci terdiri dari beberapa bagian.  Bagian terluar dan terluas adalah pelataran untuk orang non-Yahudi. 
Setiap tahun pria Yahudi dewasa harus datang ke Yerusalem untuk merayakan Paskah sekaligus membayar pajak bait suci.  Sebulan sebelum Paskah, para penukar mata uang telah bermunculan di seluruh Yerusalem dan sekitar dua minggu sebelum perayaan Paskah kegiatan ini dipusatkan di pelataran non-Yahudi dalam kompleks bait suci.  Di tempat itu pula diperjualbelikan hewan-hewan untuk kurban persembahan untuk memudahkan para peziarah mendapatkan hewan yang sesuai dan dapat diterima untuk kurban. Semua perdagangan dilakukan dengan mengambil keuntungan bahkan bisa berpuluh kali lipat dari harga yang wajar.
Pada ayat 17 Yesus mengutip dua bagian dari Perjanjian Lama, yakni Yesaya 56:7 “Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa” Ada yang berpendapat bahwa tindakan Yesus adalah
·         Mengadakan revolusi politik, terhadap pemimpin agama atau pemerintah Romawi.
·       Yesus ingin menghapuskan seluruh sistem kurban dan menggantikannya dengan penyembahan yang lebih bersifat spiritual. 
·      Yesus ingin memulihkan hubungan antara kaum Yahudi dengan orang bukan Yahudi dengan menyingkirkan penghalang bagi masuknya orang non-Yahudi ke bait suci. 
·       Tindakan Yesus adalah merupakan suatu tindakan simbolis: untuk membersihkan bait suci dari urusan jual-beli yang dapat mengganggu orang untuk melakukan ibadah dengan khidmat kepada Allah.

Pertanyaan: Sudah sejauh mana kita menghargai tempat ibadah (gereja)?
 Aplikasi:
Ø  Yesus melakukan suatu perjuangankematian
Ø  Keluarga juga telah melakukan suatu perjuanganberhasil


Yesus Menyucikan Bait Allah (Luk 19:45-48)

Bait suci di Yerusalem pertama kali dibangun pada zaman Salomo utk menggantikan posisi kemah suci. Bait pertama ini dihancurkan ketika Babel menaklukkan Yehuda.  Pembangunan bait suci kedua dimulai kembali ketika umat Israel diizinkan untuk kembali ke Yerusalem setelah pembuangan di Babel dan berhasil diselesaikan di bawah pimpinan  Zerubabel. 
Fisik bait suci yang kedua  lebih kecil dan kurang megah dibandingkan dengan bait suci yang dibangun Salomo.  Sekitar tahun 20 SM, Raja Herodes Agung memperluas dan merenovasi kompleks bangunan bait suci yang kedua ini sedemikian rupa sehingga menjadi salah satu tempat ibadah terbesar pada zaman itu. Proses rekonstruksi belum selesai sampai akhirnya bait suci ini dihancurkan oleh tentara Romawi pada tahun 70 M.
Bagi umat Yahudi di zaman Tuhan Yesus, bait suci merupakan pusat kehidupan orang Yahudi, walaupun saat itu sudah banyak sinagoge yang bertebaran di luar Yerusalem. Bait suci merupakan tempat kehadiran Allah Israel.  Bait suci juga merupakan tempat dilakukannya berbagai jenis kurban untuk pengampunan dosa dan untuk penyucian dari kenajisan,  sesuai dengan prosedur yang telah diatur dalam taurat Musa. 
Pada zaman Yesus, kompleks bait suci sangat luas yakni kira-kira 15 hektar atau sekitar sekitar 25% dari luas wilayah Yerusalem waktu itu.  Saat itu kompleks bait suci terdiri dari beberapa bagian.  Bagian terluar dan terluas adalah pelataran untuk orang non-Yahudi. 
Setiap tahun pria Yahudi dewasa harus datang ke Yerusalem untuk merayakan Paskah sekaligus membayar pajak bait suci.  Sebulan sebelum Paskah, para penukar mata uang telah bermunculan di seluruh Yerusalem dan sekitar dua minggu sebelum perayaan Paskah kegiatan ini dipusatkan di pelataran non-Yahudi dalam kompleks bait suci.  Di tempat itu pula diperjualbelikan hewan-hewan untuk kurban persembahan untuk memudahkan para peziarah mendapatkan hewan yang sesuai dan dapat diterima untuk kurban. Semua perdagangan dilakukan dengan mengambil keuntungan bahkan bisa berpuluh kali lipat dari harga yang wajar.
Pada ayat 17 Yesus mengutip dua bagian dari Perjanjian Lama, yakni Yesaya 56:7 “Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa” Ada yang berpendapat bahwa tindakan Yesus adalah
·         Mengadakan revolusi politik, terhadap pemimpin agama atau pemerintah Romawi.
·       Yesus ingin menghapuskan seluruh sistem kurban dan menggantikannya dengan penyembahan yang lebih bersifat spiritual. 
·      Yesus ingin memulihkan hubungan antara kaum Yahudi dengan orang bukan Yahudi dengan menyingkirkan penghalang bagi masuknya orang non-Yahudi ke bait suci. 
·       Tindakan Yesus adalah merupakan suatu tindakan simbolis: untuk membersihkan bait suci dari urusan jual-beli yang dapat mengganggu orang untuk melakukan ibadah dengan khidmat kepada Allah.

Pertanyaan: Sudah sejauh mana kita menghargai tempat ibadah (gereja)?
 Aplikasi:
Ø  Yesus melakukan suatu perjuangankematian
Ø  Keluarga juga telah melakukan suatu perjuanganberhasil


Yesus Menyucikan Bait Allah (Luk 19:45-48)

Bait suci di Yerusalem pertama kali dibangun pada zaman Salomo utk menggantikan posisi kemah suci. Bait pertama ini dihancurkan ketika Babel menaklukkan Yehuda.  Pembangunan bait suci kedua dimulai kembali ketika umat Israel diizinkan untuk kembali ke Yerusalem setelah pembuangan di Babel dan berhasil diselesaikan di bawah pimpinan  Zerubabel. 
Fisik bait suci yang kedua  lebih kecil dan kurang megah dibandingkan dengan bait suci yang dibangun Salomo.  Sekitar tahun 20 SM, Raja Herodes Agung memperluas dan merenovasi kompleks bangunan bait suci yang kedua ini sedemikian rupa sehingga menjadi salah satu tempat ibadah terbesar pada zaman itu. Proses rekonstruksi belum selesai sampai akhirnya bait suci ini dihancurkan oleh tentara Romawi pada tahun 70 M.
Bagi umat Yahudi di zaman Tuhan Yesus, bait suci merupakan pusat kehidupan orang Yahudi, walaupun saat itu sudah banyak sinagoge yang bertebaran di luar Yerusalem. Bait suci merupakan tempat kehadiran Allah Israel.  Bait suci juga merupakan tempat dilakukannya berbagai jenis kurban untuk pengampunan dosa dan untuk penyucian dari kenajisan,  sesuai dengan prosedur yang telah diatur dalam taurat Musa. 
Pada zaman Yesus, kompleks bait suci sangat luas yakni kira-kira 15 hektar atau sekitar sekitar 25% dari luas wilayah Yerusalem waktu itu.  Saat itu kompleks bait suci terdiri dari beberapa bagian.  Bagian terluar dan terluas adalah pelataran untuk orang non-Yahudi. 
Setiap tahun pria Yahudi dewasa harus datang ke Yerusalem untuk merayakan Paskah sekaligus membayar pajak bait suci.  Sebulan sebelum Paskah, para penukar mata uang telah bermunculan di seluruh Yerusalem dan sekitar dua minggu sebelum perayaan Paskah kegiatan ini dipusatkan di pelataran non-Yahudi dalam kompleks bait suci.  Di tempat itu pula diperjualbelikan hewan-hewan untuk kurban persembahan untuk memudahkan para peziarah mendapatkan hewan yang sesuai dan dapat diterima untuk kurban. Semua perdagangan dilakukan dengan mengambil keuntungan bahkan bisa berpuluh kali lipat dari harga yang wajar.
Pada ayat 17 Yesus mengutip dua bagian dari Perjanjian Lama, yakni Yesaya 56:7 “Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa” Ada yang berpendapat bahwa tindakan Yesus adalah
·         Mengadakan revolusi politik, terhadap pemimpin agama atau pemerintah Romawi.
·       Yesus ingin menghapuskan seluruh sistem kurban dan menggantikannya dengan penyembahan yang lebih bersifat spiritual. 
·      Yesus ingin memulihkan hubungan antara kaum Yahudi dengan orang bukan Yahudi dengan menyingkirkan penghalang bagi masuknya orang non-Yahudi ke bait suci. 
·       Tindakan Yesus adalah merupakan suatu tindakan simbolis: untuk membersihkan bait suci dari urusan jual-beli yang dapat mengganggu orang untuk melakukan ibadah dengan khidmat kepada Allah.

Pertanyaan: Sudah sejauh mana kita menghargai tempat ibadah (gereja)?
 Aplikasi:
Ø  Yesus melakukan suatu perjuangankematian
Ø  Keluarga juga telah melakukan suatu perjuanganberhasil