Yesus
Menyucikan Bait Allah (Luk 19:45-48)
Bait suci di Yerusalem pertama kali
dibangun pada zaman Salomo utk menggantikan posisi kemah suci. Bait
pertama ini dihancurkan ketika Babel menaklukkan Yehuda. Pembangunan bait
suci kedua dimulai kembali ketika umat Israel diizinkan untuk kembali ke
Yerusalem setelah pembuangan di Babel dan berhasil diselesaikan di bawah pimpinan
Zerubabel.
Fisik bait suci yang kedua
lebih kecil dan kurang megah dibandingkan dengan bait suci yang dibangun
Salomo. Sekitar tahun 20 SM, Raja Herodes Agung memperluas dan merenovasi
kompleks bangunan bait suci yang kedua ini sedemikian rupa sehingga menjadi
salah satu tempat ibadah terbesar pada zaman itu. Proses rekonstruksi belum
selesai sampai akhirnya bait suci ini dihancurkan oleh tentara Romawi pada
tahun 70 M.
Bagi umat Yahudi di zaman Tuhan
Yesus, bait suci merupakan pusat kehidupan orang Yahudi, walaupun saat itu
sudah banyak sinagoge yang bertebaran di luar Yerusalem. Bait suci merupakan
tempat kehadiran Allah Israel. Bait suci juga merupakan tempat
dilakukannya berbagai jenis kurban untuk pengampunan dosa dan untuk penyucian
dari kenajisan, sesuai dengan prosedur
yang telah diatur dalam taurat Musa.
Pada zaman Yesus, kompleks bait suci
sangat luas yakni kira-kira 15 hektar atau sekitar sekitar 25% dari luas
wilayah Yerusalem waktu itu. Saat itu kompleks bait suci terdiri dari
beberapa bagian. Bagian terluar dan terluas adalah pelataran untuk orang
non-Yahudi.
Setiap tahun pria Yahudi dewasa
harus datang ke Yerusalem untuk merayakan Paskah sekaligus membayar pajak bait
suci. Sebulan sebelum Paskah, para penukar mata uang telah bermunculan di
seluruh Yerusalem dan sekitar dua minggu sebelum perayaan Paskah kegiatan ini
dipusatkan di pelataran non-Yahudi dalam kompleks bait suci. Di tempat
itu pula diperjualbelikan hewan-hewan untuk kurban persembahan untuk memudahkan
para peziarah mendapatkan hewan yang sesuai dan dapat diterima untuk
kurban. Semua perdagangan dilakukan dengan mengambil keuntungan bahkan
bisa berpuluh kali lipat dari harga yang wajar.
Pada ayat 17 Yesus mengutip dua
bagian dari Perjanjian Lama, yakni Yesaya 56:7 “Rumah-Ku akan disebut rumah doa
bagi segala bangsa” Ada yang berpendapat bahwa tindakan Yesus adalah
·
Mengadakan revolusi politik,
terhadap pemimpin agama atau pemerintah Romawi.
· Yesus ingin menghapuskan seluruh
sistem kurban dan menggantikannya dengan penyembahan yang lebih bersifat
spiritual.
· Yesus ingin memulihkan hubungan
antara kaum Yahudi dengan orang bukan Yahudi dengan menyingkirkan penghalang
bagi masuknya orang non-Yahudi ke bait suci.
· Tindakan Yesus adalah merupakan
suatu tindakan simbolis: untuk membersihkan bait suci dari urusan jual-beli
yang dapat mengganggu orang untuk melakukan ibadah dengan khidmat kepada Allah.
Pertanyaan:
Sudah sejauh mana kita menghargai tempat ibadah (gereja)?
Aplikasi:
Ø Yesus melakukan
suatu perjuangan→kematian
Ø Keluarga juga
telah melakukan suatu perjuangan→berhasil