Katekis Sebagai Motivator Bagi Umat
Dalam Menerima Sakramen Rekonsiliasi
Allah mencintai umat
manusia dan mau menyelamatkan seluruh hidupnya (1Tim 2:4). Oleh karena itu, setelah manusia pertama Adam
dan Hawa jatuh ke dalam dosa (Kej 3), Allah membuat rencana keselamatan baru.
Ia memanggil Abraham, Musa, Daud, dan para nabi untuk mempersiapkan jalan bagi
kedatangan Putra-Nya. Setelah semua persiapan dilakukan, akhirnya Allah
berbicara kepada umat manusia lewat Putra-Nya sendiri (Ibr 1:1-2). Cinta kasih
Allah itu paling nyata terwujud dalam
diri Yesus Kristus, dalam Sabda dan karya-Nya dan dalam penyerahan diri-Nya
demi keselamatan umat manusia.
Bila
membaca Injil, segera ditemukan bahwa Yesus mencintai semua orang. Jika mereka
sakit, Ia menyembuhkan; jika mereka dirasuki roh jahat, Ia membebaskan mereka.
Selama hidup-Nya, Ia berkeliling berbuat baik dan menyembuhkan semua orang
sakit. Ia mewartakan Injil, berkhotbah, mengajar, dan menyembuhkan. Hal ini
menandakan bahwa penyembuhan itu memang penting bagi Yesus dan orang-orang pada waktu itu. Yesus Kristus itu tetap sama,
baik kemarin, hari ini, dan sampai selama-lamanya (Ibr 13:8). Yesus Kristus
yang sama itu masih tetap bekerja sampai sekarang di dalam Gereja-Nya, dan
dapat berjumpa dengan-Nya secara pribadi melalui sakramen-sakramen Gereja.
Jalan
menuju perubahan hidup ke arah yang lebih baik dan benar adalah pertobatan.
Melalui pertobatan, pertama sekali umat beriman Katolik akan menyadari
kesalahan dan kekeliruan. Sesudahnya, berbalik pada sikap dan tingkah laku yang
baik dan benar. Dalam hubungan dengan itu, umat beriman harus menjadikan Yesus
sebagai acuan utama bagi setiap niat dan upaya untuk bertobat. Oleh karena itu,
kontak dengan Pribadi Kristus yang menjelma menjadi manusia, sedikit pun tidak
dapat diabaikan atau dilewatkan oleh siapa saja yang ingin meningkatkan mutu
kepribadiannya dan memajukan kualitas hidupnya. Tanpa sentuhan atau kontak
dengan Kristus, pertobatan akan menemui jalan buntu dan kehilangan roh untuk
berdaya dan berbuah bagi pertumbuhan dan kemajuan hidup manusia.
Sakramen
Tobat adalah sakramen yang mendamaikan. Melalui sakramen ini, hubungan antara
Allah dan manusia dipulihkan kembali. Tindakan perdamaian itu mencapai
puncaknya dalam sengsara, wafat, dan kebangkitan Kristus. Perdamaian itu terjadi dalam Gereja, yang merupakan
Tubuh Mistik Kristus. Tobat menjadi unsur penting dalam kehidupan umat beriman,
supaya dapat mencapai taraf kedewasaan Kristus dalam kepenuhannya (Ef 4:13),
seorang beriman Katolik harus dapat terus-menerus mati terhadap dosa.
Berkembang sebagai orang beriman, mengandaikan harus meninggalkan dosa.
Kematian terhadap dosa yang telah terjadi dalam permandian, harus diteruskan
dan dihayati sepanjang hidup. Dengan demikian menjadi jelas, tobat itu bukan
saja syarat dan persiapan untuk menjadi murid Kristus, melainkan suatu kegiatan
yang tetap, yang harus meresap dalam seluruh hidup umat beriman Katolik.
Sakramen Tobat telah ditegaskan oleh Yesus, ketika Ia
hadir ke dunia untuk menanggung dosa-dosa umat manusia. Hal ini terbukti ketika
Ia tampil untuk mewartaka Kerajaan Allah. Yesus menginginkan semua manusia
memperoleh keselamatan. Ia hadir mengalami kerapuhan manusia. Rasul Paulus
pernah berkata: “Dia yang tak mengenal dosa dibuat-Nya menjadi dosa karena
kita, supaya dalam Dia, kita dibenarkan oleh Allah” (2Kor 5:21). Dengan jalan
dibenarkan oleh Allah, secara khusus Sakramen Tobat menjadi sakramen
penyembuhan. Manusia dibebaskan dan disembuhkan dari segala sesuatu yang
memisahkan dan bahkan memutuskan hubungannya
dengan Allah.
Gereja
juga memberikan penekanan khusus bagi Sakramen Tobat. Gereja menegaskan bahwa
mereka yang menerima Sakramen Tobat memperoleh pengampunan dari Allah dan
sekaligus didamaikan dengan Gereja. Selanjutnya dikatakan bahwa karena rahmat
Allah, orang sadar akan kemalangannya sendiri dan menyatakan kelemahannya di
hadapan Allah. Dengan mengaku diri sebagai orang berdosa dan menyerahkan diri
kepada Allah, umat beriman akan memperoleh belaskasihan Allah, sebab
keselamatan bukan hasil usaha sendiri tetapi pemberian Allah.
Sakramen Tobat itu sangat penting bagi kehidupan umat
beriman Katolik karena melalui sakramen ini hubungan manusia dengan Tuhan
dipulihkan kembali. Namun dalam kehidupan sehari-hari, ditemukan kenyataan yang
berbeda di lingkungan umat beriman. Praktek pengakuan dosa belum dilaksanakan
sepenuhnya oleh umat beriman. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi situasi
ini. Faktor-faktor tersebut, antara lain: menganggap pelayan Sakramen Tobat itu
juga manusia yang sama dengan dirinya, merasa diri tidak berdosa, menganggap dirinya
tidak memiliki dosa yang lain, ada perasaan malu terhadap pelayan Sakramen
Tobat, memilih-milih pelayan Sakramen Tobat dalam mengaku dosa, menganggap
penitensi itu merepotkan, masih ingin menikmati hidup, takut tidak diampuni
karena sudah terlalu banyak dosanya, dan takut dosanya diceritakan kepada orang
lain.
Melihat kenyataan yang terjadi dalam kehidupan umat
tersebut, maka sangat perlu untuk ditindaklanjuti, agar umat beriman memiliki
pemahaman yang benar. Tugas untuk memulihkan situasi ini, bukan hanya tanggung
jawab kaum hierarki, melainkan juga menjadi tanggung jawab seluruh umat
beriman. Dan umat beriman yang telah dipersiapkan secara khusus untuk tugas ini
adalah katekis. Seorang katekis harus tampil dalam situasi ini untuk
menunjukkan kepada umat beriman, betapa pentingnya Sakramen Tobat dalam
kehidupan menggeraja. Ia menjadi teladan bagi umat, baik melalui kata maupun
tindakan. Dengan demikian, akan timbul kesadaran dalam diri umat beriman untuk
menghayati makna Sakramen Tobat serta berupaya mempraktekkannya di dalam
kehidupan sehari-hari.
Baccarat | Online Games | Free to Play | Casino
BalasHapusThis is worrione where 바카라 Baccarat comes in. It is one of the most exciting gambling games to be played in online casinos. Play for real 1xbet korean money and win.