SEJARAH SINGKAT DAN
PENGERTIAN ROSARIO
1. Pengantar
Gereja Katolik
mengenal bermacam-macam devosi. Devosi-devosi itu, misalnya: devosi kepada Hati
Kudus Yesus, devosi kepada Kerahiman Allah, dan sebagainya termasuk devosi
kepada Maria Ibu Yesus dan Ibu Gereja. Pengertian devosi itu sendiri ialah
suatu sikap hati serta perwujudannya, yang dengannya orang secara pribadi
mengarahkan diri kepada seseorang yang dihargai, dijunjung tinggi, dicintai,
dan ditujui. Sasaran dari devosi itu ialah Allah sendiri. Doa Rosario merupakan
salah satu bagian dari devosi, yakni devosi kepada Bunda Maria.
Dalam tulisan ini,
penulis tidak mengulas secara tuntas, apa dan bagaimana itu Rosario, tetapi penulis hanya mengulas bagian
kecil dari Rosario.
Hal yang mau dibicarakan oleh penulis dalam tulisan ini adalah mengenai sejarah
singkat dan pengertian dari Rosario.
Adapun tujuan dari tulisan ini ialah agar pembaca dapat mengenal dan mengetahui
sejarah dan pengertian Rosario
itu sendiri.
2. Sejarah Singkat Rosario
Rosario sebagai sebuah devosi kepada Bunda
Maria, dalam Gereja Katolik diakui berasal dari Santo Dominikus, pendiri Ordo
Dominikan pada abad XII. Dikatakan bahwa Bunda Maria pernah menampakkan diri
kepada Santo Dominikus ketika ia berjuang melawan bidaah Albigensian[1]. Dalam penampakan tersebut, Bunda Maria
memberikan Rosario
kepada Santo Dominikus dan memintanya untuk mewartakan Rosario. Bunda Maria berjanji, jika ia dengan
setia mewartakan dan mendoakan Rosario
maka karya kerasulannya akan berhasil. Santo Dominikus ternyata sungguh
memiliki kepekaan yang mendalam dalam menanggapi hal tersebut. Dengan mengikuti perintah Bunda Maria, Santo
Dominikus akhirnya berhasil mematikan bidaah tersebut, dengan cara menggalakkan
doa Rosario.[2]
Satu hal yang tidak
dapat diingkari ialah, bahwa sebelum Santo Dominikus, Santo Benediktus dan
orang-orang sejamannya sudah mengenal untaian manik-manik. Pada masa Santo
Benediktus, Ibadat Harian didaraskan dalam bentuk mazmur-mazmur dan kidung. Pendarasan
ini dilakukan dalam bahasa Latin. Dalam melaksanakan Ibadat Harian ini, banyak kaum
awam yang melibatkan diri di dalamnya. Persoalan yang dihadapi pada saat itu
ialah, bahwa kaum awam tidak memahami bahasa Latin, maka mereka mendaraskan Doa
Bapa Kami dalam jumlah yang tetap sesuai dengan yang telah ditentukan. Agar
pendarasan tersebut dilakukan dengan baik dan benar maka digunakanlah seuntaian
manik-manik atau yang biasa juga disebut chaplet[3].
Pada zaman Santo
Dominikus, manik-manik yang sebelumnya dipakai untuk mendaraskan Doa Bapa Kami,
saat itu mulai dipakai untuk mendaraskan Doa Salam Maria, karena saat itu
devosi kepada Maria pun berkembang. Secara puitis umat mulai menyebut chaplet atau satu untaian manik-manik
tersebut dengan nama rosarium yang
berarti karangan bunga mawar untuk Maria. Maka, tanpa mengurangi peran Ordo Kartusian[4]
dalam mempromosikan Rosario,
Santo Dominikus dan para pengikutnya mengutamakan Rosario pada zamannya. Mereka lalu
menerbitkan buku-buku penuntun dan berkhotbah tentang peran Rosario. Santo-santo besar yang mengikuti
jejak Santo Dominikus antara lain Santo Petrus Kanisius, Santo Philipus Neri,
Beato de la Roche, Santo Louis de Montfort, Padre Pio, dan Beato Longo[5].
Dalam perjalanan
waktu, Doa Bapa Kami yang telah digantikan dengan Doa Salam Maria, dibagi dalam
tiga lingkaran lima
puluhan, kemudian dibagi lagi dalam lima
perpuluhan. Doa Bapa Kami lalu diucapkan pada setiap awal Salam Maria, dan pada
akhir perpuluhan diakhiri dengan kemuliaan. Dengan demikian, terjadilah doa Rosario yang kita kenal
sampai saat ini. Doa ini kemudian berkembang di kalangan umat beriman dan
mendapat tempat istimewa dalam Gereja. Paus Gregorius XIII lalu menetapkan
tanggal 7 Oktober sebagai Pesta Maria Ratu Rosario. Kemudia Paus Leo XIII pada
tahun 1884 menetapkan bulan Oktober sebagai bulan Rosario. Penetapan tersebut didasarkan
peristiwa yang dialami Gereja yakni kemenangan pasukan Kristen yang dipimpin
oleh Don Yuan atas pasukan Turki, yang dipimpin oleh Halifasha dalam
pertempuran pada tanggal 7 Oktober 1571, dimana kemenangan tersebut diyakini
berkat kekuatan doa Rosario[6].
3. Pengertian Rosario
3.1 Pengertian Rosario Secara Etimologis
Kata Rosario berasal dari bahasa Latin yaitu rosarium (dari akar kata rosa yang berarti bunga mawar). Secara harafia, Rosario berarti karangan bunga
mawar[7].
Bila dikaitkan dengan devosi itu sendiri, maka Rosario berarti suatu rangkaian doa beserta
peristiwa renungan Alkitab yang dilakukan dengan serangkaian biji-biji.
Biji-biji itu membentuk karangan doa bagaikan karangan bunga mawar. Di samping itu,
Rosario disebut
juga mahkota mawar. Dijuluki sebagai mahkota mawar karena mawar adalah ratu
semua bunga. Jadi Rosario adalah ratu dari semua devosi, sehingga Rosario adalah devosi
yang paling penting. Rosario
juga dianggap sebagai doa yang paling sempurna karena di dalamnya terkandung
warta keselamatan yang mengagumkan.[8]
Sebuah legenda yang
dipropagandakan oleh Alan de Rupe pada akhir abad XV, mengatakan bahwa Rosario merupakan atribut
yang dikenakan pada Santo Dominikus. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Meersseman menyebutkan bahwa Rosario
dihubungkan dengan ungkapan greeting
psalters, suatu penggunaan mazmur-mazmur ekstra-liturgis yang menggantikan
antifon-antifon resmi dengan ayat-ayat yang dapat dipakai untuk menghormati
Perawan Suci. Semua dimulai dengan kata “salam”. Kemudian mazmur-mazmur diganti
dengan Salam Maria. Antifon-antifon ditinggalkan, dan gloria patri diikutsertakan. 150 Salam Maria dibagi dalam kelompok lima puluhan. Inilah yang
disebut rosarium setelah Maria
digelari Rosa Mystica. Dalam rosarium belum disertakan bahan meditasi
atau peristiwa-peristiwa seperti kita kenal sekarang.[9]
3.2 Pengertian Rosario menurut Surat Apostolik Rosarium Virginis Mariae
Gereja dalam perjalanan waktu selalu meyakini kemanjuran doa ini.
Kuasa doa ini dan Maria sebagai Ratu Rosario,
dinyatakan sebagai figur yang mendatangkan keselamatan. Berdasarkan pemahaman
ini, Gereja lalu mempercayakan masalah-masalah penting kepada doa Rosario. Di
sini, Surat Apostolik Rosarium Virginis
Mariae mendefinisikan Rosario
sebagai doa untuk perdamaian. Rosario
dilihat sebagai senjata yang paling ampuh dalam melawan kejahatan dan sarana
pembawa damai sejahtera:
Dalam milenium ini, di banyak bagian dunia, setiap
hari dipertontonkan pertumpahan darah dan kekerasan. Memasuki milenium ini,
menemukan kembali Rosario berarti menyelam dalam kontemplasi misteri Kristus
yang adalah “damai kita”, karena Ia telah mempersatukan kedua belah pihak dan
telah merobohkan tembok pemisah yaitu perseteruan (Ef 2:14). Maka dari itu, orang
tidak dapat mendaras Rosario
tanpa merasa terjerat dalam komitmen yang kuat untuk memajukan perdamaian,
khususnya di tanah air Yesus yang masih begitu terpuruk, padahal tanah itu
begitu dekat di hati setiap orang kristiani.[10]
Dikatakan sebagai
doa damai karena dapat memupuk, memperdalam, dan memperkuat kemauan kita untuk
mendapat kedamaian pikiran, perkataan, dan perbuatan. Di samping itu, dapat
membangun kesadaran dalam diri kita sendiri dan orang lain bahwa pencarian
terhadap pembangunan perdamaian adalah hal yang penting yang harus
diperjuangkan. Di sini, kesadaran untuk berjung adalah hal yang penting demi
terwujudnya perdamain. Dengan adanya kesadaran yang tertanam dalam diri kita,
maka hal itu akan memberikan keyakinan kepada kita bahwa kekacauan dan konflik
yang terjadi pada zaman ini dapat diatasi. Di samping itu, semakin meyakinkan
kita bahwa dengan berdoa Rosario
kita memperoleh kekuatan untuk menghadapi masalah-masalah dengan keyakinan
penuh bahwa Allah akan menolong kita.[11]
Ada beberapa alasan yang bisa diangkat
mengapa doa Rosario
demikian efektif mendatangkan rahmat
bagi pendoanya. Pertama, dari asal
usulnya. Doa Rosario lebih bersifat ilahi. Paus Gregorius III meyakini bahwa Rosario suci diberikan
kepada kita dari surga sebagai sarana untuk meredahkan murka Allah. Selanjutnya
Rosario juga dipandang sebagai sarana memohon perantaraan Bunda Maria. Paus
Yulius III juga meyakini hal yang sama.[12]
Keyakinan para paus
ini bukan tanpa dasar. Kitab Suci mencatat bahwa Doa Bapa Kami berasal dari Yesus.
Doa Salam Maria berasal dan bermula dari salam Malaikat Gabriel “Salam hai
engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau”. Malaikat tidak sekadar
berbicara perihal Allah dan rencana-Nya, tetapi menyatakan bahwa Allah hadir, menyertai
dan berkarya di tengah manusia melalui Roh Kudus. Kedua, Allah begitu berkenan kepada Maria. Allah berkenan kepada
Maria, karena Maria hidup seturut kehendak-Nya. Maria sadar bahwa di hadapan
Allah dia hanyalah seorang hamba, namun di sinilah letak keunggulannya. Maria yang
telah mendapat tempat istimewa di hati Allah, tetap membantu kita untuk
memperoleh rahmat demi keselamatan. Ia menjadi pembela, penolong, pendoa, dan
perantara bagi kita di hadapan Allah.[13]
Ketiga, Doa Rosario merupakan
bentuk devosi yang diakui dan didoakan oleh Gereja bahkan menjadi ikhtisar
tahun liturgis. Dalam tahun liturgis, Gereja merayakan aneka bentuk karya
keselamatan Allah yang terlaksana dalam dan melalui Yesus Kristus dan Maria.
Doa Rosario merangkum seluruh misteri hidup Yesus dan Maria. Doa ini demikian
efektif mendatangkan rahmat. Dengan demikian nas ini tergenapi: “Jika dua orang
dari padamu sepakat meminta sesuatu kepada Bapa maka akan dikabulkan, sebab
jika dua atau tiga orang berkumpul dalam
nama-Ku, Aku hadir di antara mereka” (bdk. Mat 18:19-20).[14]
Paus Yohanes Paulus
II lalu menandaskan bahwa doa Rosario
adalah doa manusia bagi manusia, karena doa Rosario bertujuan untuk mengungkapkan
kesetiakawanan manusia dan doa bersama orang-orang tertebus. Doa Rosario adalah
doa bagi semua manusia, baik untuk yang masih hidup maupun yang sudah
meninggal. Apabila kita berdoa Rosario,
kita tidak berdoa untuk satu orang saja, tetapi untuk semua orang. Jadi
jelaslah bahwa doa yang diakui dan didoakan oleh Gereja ini amat efektif
mendatangkan rahmat bagi semua manusia:
Pada saat yang sama sambil mendaras dasa Salam Maria,
hati kita dapat merangkum semua
peristiwa yang terjadi dalam kehidupan perorangan, keluarga, bangsa,
Gereja, dan seluruh umat manusia. Doa Rosario merangkum semua keprihatinan
pribadi kita dengan keprihatinan sesama kita, khususnya mereka yang amat dekat
dengan kita, yang paling kita kasihi. Jadi doa Rosario yang sederhana ini mencerminkan irama
hidup manusia.[15]
Doa Rosario juga
dipahami sebagai: pertama, pemakluman
dan pengenalan misteri Kristus. Berdoa Rosario berarti mengenal sekaligus
memaklumkan misteri Kristus. Dikatakan demikian karena ketika kita berdoa Rosario, misteri Kristus
dipaparkan. Rosario
mengingatkan kita akan peristiwa-peristiwa keselamatan yang terlaksana dalam
diri Yesus Kristus mulai dari masa kanak-kanak dan berpuncak pada peristiwa
Paskah.[16]
Kedua, merenungkan misteri Kristus.
Merenungkan misteri Kristus melalui doa Rosario
terkadang mendatangkan kejenuhan. Kejenuhan ini terjadi karena pengulangan Doa
Salam Maria bukan dilihat sebagai luapan kasih yang tidak kenal lelah, tetapi
hanyalah pengulangan kata-kata belaka tanpa ada penghayatan yang sungguh. Hal
senada juga pernah diungkapkan oleh Santo Louis de Montfort:
Adalah jauh lebih bermanfaat mendoakan satu puluhan
Salam Maria dengan tenang dan tulus dari pada mendoakan ribuan Salam Maria
tanpa henti dan tanpa perhatian. Jika waktu terbatas kita dapat mendoakan satu
puluhan saja, asalkan didoakan dengan penuh kesadaran dan keyakinan, dan itu
tentunya lebih berguna dari pada menghabiskan satu putaran Rosario dengan utuh tetapi kita lakukan
secara mekanis dan tanpa perhatian.[17]
Ketiga, penopang liturgi. Ada kaitan yang sangat
erat antara liturgi dan Rosario.
Rosario adalah
persiapan bagi orang beriman dalam merayakan tindakan liturgi. Oleh karena itu,
menjadi salah apabila Rosario
tersebut dilaksanakan dalam liturgi. Memang Rosario pada dasarnya adalah doa
Gereja. Melalui Rosario seluruh misteri Kristus direnungkan dalam tindakan
liturgi. Rosario
membuat umat mampu berpartisipasi penuh secara lahir dan batin dalam liturgi,
dan darinya memetik buah untuk kehidupan sehari-hari.[18]
Keempat, sarana kontemplasi. Doa
Rosario adalah salah satu tradisi kontemplasi kristiani yang terbaik dan paling
berharga. Dalam kontemplasi ini akal budi dan imajinasi kurang aktif, senan
yang terpenting adalah keterbukaan hati kita. Rosario juga merupakan sarana yang paling
efektif untuk mengembangkan di kalangan kaum beriman komitmen untuk
berkontemplasi pada misteri Kristus, karena Rosario merupakan latihan kekudusan yang sejati.[19]
Kelima, doa permohonan. Yesus pernah
bersabda: “Mintalah maka akan diberikan kepadamu. Carilah maka kamu akan
mendapat. Ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu” (Luk 11:9). Dengan berdoa Rosario kita memohon
bantuan Allah, baik untuk diri kita sendiri maupun untuk orang lain. Hidup
dalam dunia selalu dipenuhi dengan berbagai masalah. Manusia tidak mampu
menghadapi masalah-masalah itu hanya dengan kemampuannya. Dengan berdoa Rosario kita memohon agar
Bunda Maria menjadi pengantara untuk menyampaikan permohonan kita kepada Tuhan.[20]
4. Penutup
Doa Rosario sungguh bermanfaat dalam kehidupan
menggereja. Walaupun sebagai doa yang sederhana tetapi tetap hidup di berbagai
kalangan umat beriman Katolik. Hal ini terjadi bukan karena doa ini mudah
dihafal atau diingat, tetapi karena manfaatnya yang dialami dalam kehidupan
sehari-hari. Banyak persoalan dapat teratasi karena doa ini. Bahkan untuk
perdamaian dunia pun, doa Rosario bisa menjadi senjata untuk terwujudnya
perdamaian.
[1] Albigensian adalah bidaah
yang menolak perkawinan, menyangkal ke-allahan Kristus, tidak mengakui
sakramen-sakramen dan kuasah Gereja. Bidaah ini berasal dari Prancis Selatan
dan Italia Utara, serta berkembang pada abad XII hingga abad XIV, yang dikutuk
oleh Konsili Ekumenis Lateran III tahun 1179 dan Lateran IV tahun 1215 [Lihat
Yon Lesek, Rahasia Gelar-gelar Maria
(Jakarta: Fidei Press, 2005), hlm. 22.]
[2] Paus Yohanes Paulus II, Surat Apostolik Rosarium Virginis Mariae (Rosario
Perawan Maria) no. 2 (Seri Dokumen Gerejawi no. 63), diterjemahkan oleh
Ernest Mariyanto (Jakarta:
Dokumentasi dan Penerangan, 2003), hlm. 9.
[3] Willem Daia, Rosario: Sejarah dan Mistik Kuasanya (Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara, 2003), hlm. 12.
[4] Ordo Kartusian adalah ordo para rahib. Ordo ini menambahkan
macam-macam peristiwa pada setiap puluhan Salam Maria. Usaha penambahan ini
dirintis olah Santo Dominikus dari Prusia [Lihat Willem Daia, Rosario:…,
hlm. 13.]
[5] Paus Yohanes Paulus II, Rosarium…,
no. 18.
[6] Herman Musakabe, Bunda Maria
Pengantara Rahmat: Bunga Rampai Aneka Devosi dalam Ziarah Kehidupan (Bogor: Citra Insan
Pembaru, 2005), hlm. 165.
[7] Willem Daia, Rosario: Sejarah…, hlm. 8.
[8] Yon Lesek, Rahasia…, hlm.
25.
[9] A. Eddy Kristiyanto, Maria dalam
Gereja: Pokok-Pokok Ajaran Konsili Vatikan II tentang Maria dalam Gereja
(Yogyakarta: Kanisius, 1987), hlm. 92.
[10] Paus Yohanes Paulus II, Rosarium…,
no. 6.
[11] Marie Rene O Donoghue, Rosario untuk Perdamaian Berdasarkan Kitab Suci
(Judul Asli: Rosary for Peace), diterjemahkan oleh Wilhelmus David (Jakarta:
Obor, 1995), hlm. 2.
[12] Willem Daia, Rosario: Sejarah…, hlm. 40.
[13] A. Eddy Kristiyanto, Maria…,
hlm. 30; bdk. Willem Daia, Rosario: Sejarah…, hlm. 41.
[14] Petrus Maria Handoko, Santa
Perawan MariaBunda Allah dalam Misteri Kristus dan Gereja (Malang: Dioma, 2006).
[15] Paus Yohanes Paulus II, Rosarium…,
no. 2.
[16] Paus Yohanes Paulus II, Rosarium…,
no. 34.
[17] Willem Daia, Rosario: Sejarah…, hlm. 43.
[18] Paus Yohanes Paulus II, Rosarium…,
no. 4.
[19] Paus Yohanes Paulus II, Rosarium…,
no. 10.
[20] Paus Yohanes Paulus II, Rosarium…,
no. 6.
Terimakasih atas postingan ini. sangat membantu saya untuk memahami doa rosario dan historisnya. Tuhan memberkati
BalasHapusTerimakasih atas penjelasannya, mohon ijin share didoa rosario
BalasHapusLuar biasa ....
BalasHapusShalom bapak, ibu dan saudara/i yang dikasihi oleh Tuhan. Apakah ada diantara bapak, ibu maupun saudara/i yang pernah mendengar tentang Shema Yisrael dan V'ahavta? Kalimat pernyataan keesaan YHWH ( Adonai/ Hashem ) dan perintah untuk mengasihiNya yang dapat kita temukan dalam Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 5 yang juga pernah dikutip oleh Yeshua/ ישוע/ Yesus di dalam Injil khususnya dalam Markus 12 : 29 - 31( juga di Matius 22 : 37 - 39 dan Lukas 10 : 27 ), sementara perintah untuk mengasihi sesama manusia dapat kita temukan dalam Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18. Mari kita pelajari cara membacanya satu-persatu seperti yang akan dijabarkan di bawah ini :
BalasHapusUlangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 5, " שְׁמַ֖ע יִשְׂרָאֵ֑ל יְהֹוָ֥ה אֱלֹהֵ֖ינוּ יְהֹוָ֥ה ׀ אֶחָֽד׃. וְאָ֣הַבְתָּ֔ אֵ֖ת יְהֹוָ֣ה אֱלֹהֶ֑יךָ בְּכׇל־לְבָבְךָ֥ וּבְכׇל־נַפְשְׁךָ֖ וּבְכׇל־מְאֹדֶֽךָ׃. "
[ Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " Shema Yisrael! YHWH [ Adonai ] Eloheinu, YHWH [ Adonai ] ekhad. V'ahavta e YHWH [ Adonai ] Eloheikha bekol levavkha uvkol nafshekha uvkol me'odekha ]
Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18, " וְאָֽהַבְתָּ֥ לְרֵעֲךָ֖ כָּמ֑וֹךָ. "
[ Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " V'ahavta l'reakha kamokha " ]
Untuk artinya dapat dilihat pada Alkitab LAI.
Diucapkan juga kalimat berkat seperti ini setelah diucapkannya Shema
" . בָּרוּךְ שֵׁם כְּבוֹד מַלְכוּתוֹ לְעוֹלָם וָעֶד. "
( Barukh Shem kevod malkuto, le'olam va'ed, artinya Diberkatilah Nama yang mulia, KerajaanNya untuk selamanya )
🕎✡️🐟🤚🏻👁️📜✍🏼🕯️❤️🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓🕍✝️🗺️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🍷🥛🍯🦁🦅🐂🐏🐑🐎🦌🐪🕊️🐍₪🇮🇱